Assalamua'laikum sobat...
Bagaimanakah kabarnya hari ini? Tentu baik kan... Kali ini admin akan memberikab informasi seputar ilmu forensik. Ternyata sobat, ketika ada seorang yang meninggal ada tanda tanda yang memungkinkan bagi petugas forensik untuk mendeteksi waktu kematian mayat. Beberapa tanda tanda tersebut diantaranya:
Normalnya suhu tubuh mayat akan berkurang 0.8 Celcius per Jam
Mayat yang sudah meninggal maka metabolisme tubuhnya sudah berhenti, sehingga suhu tubuhnya akan mengalami penurunan. Normalnya penurunan suhu tubuh berkisar pada angka 0.8 Celcius per jamnya. Namun kecepatan perubahan ini dapat berubah bergantung pada faktor-faktor lain seperti suhu lingkungan sekitar, kelembapan lingkungan, pergerakan udara, tingkat lemak dalam tubuh, dan masih banyak faktor lain. Faktor-faktor tersebut semakin lama akan semakin banyak dan mengacaukan waktu perkiraan meninggalnya mayat. Oleh karena itu metode ini hanya cocok bila mayat baru saja meninggal dalam waktu dekat
|
Grafik Algor Mortis (Nama lain dari penurunan suhu tubuh mayat) |
Pengerasan mayat disebut juga dengan rigor mortis
Rigor Mortis terjadi akibat hilangnya adenosina trifosfat (ATP) dari otot-otot tubuh manusia. ATP digunakan untuk memisahkan ikatan aktin dan myosin pada otot sehingga otot dapat berelaksasi, dan hanya akan beregenerasi bila proses metabolisme terjadi, sehingga bila seseorang mengalami kematian, proses metabolismenya akan berhenti dan suplai ATP tidak akan terbentuk, sehingga tubuh perlahan-lahan akan menjadi kaku seiring menipisnya jumlah ATP pada otot.
Rigor mortis akan mulai muncul 2 jam setelah kematian.Ada beberapa tahapan dalam proses kekakuan mayat:
- 3 sampai 4 jam pertama setelah kematian, kekakuan terjadi dibagian atas seperti kelopak mata, kepala, leher, dan rahang.
- 5 sampai 6 jam setelah kematian, kekakuan terjadi di bagian tengah seperti perut, badan dan tangan
- 6 sampai 8 jam setelah kematian, kekakuan terjadi disekitar perut kebawah( kaki )
Setelah 12 jam mayat akan kaku secara keseluruhan, mayat akan bertahan pada kondisi ini selama 12 jam sampai 48 jam. Setelah itu mayat akan kembali lemas.Namun begitu ada juga faktor-faktor yang dapat mengganggu laju rigor mortis ini yaitu suhu tubuh, volume otot dan suhu lingkungan.
Livor Mortis ini biasanya terjadi 20 menit hingga 3 jam setelah kematian
Pengendapan darah atau juga sering disebut Livor Mortis adalah salah satu tanda kematian, yaitu mengendapnya darah ke bagian bawah tubuh, menyebabkan warna merah-ungu di kulit.Hal ini dikarenakan jantung tidak lagi memompa darah, sel darah merah yang berat mengendap di bawah tubuh karena gravitasi bumi.Livor Mortis ini biasanya terjadi 20 menit hingga 3 jam setelah kematian
Makanan yang dimasukkan oleh korban ke dalam mulut memiliki tahapan-tahapan hingga keluar menuju anus. Tahapan-tahapan ini masing masing memiliki waktu tempuh. Sehingga para petugas forensik akan mampu untuk mendeteksi perkiraan kematian mayat. Tahapan itu sebagai berikut:
- Makanan akan dikunyah dan kemudian dimasukkan kedalam kerongkongan dan akhirnya ke lambung. Tahapan ini hanya berlangsung beberapa detik
- Makanan dari lambung menuju usus kecil. Tahapan ini akan terjadi 3 jam setelah makan
- Proses perpindahan makanan dari usus kecil ke usus besar. Tahapan ini terjadi 6 jam setelah makan
- Usus kecil benar-benar bersih dari makanan. Tahapan ini terjadi 8 jam setelah makan
Namun tentunya metode ini masih ada beberapa faktor pengganggu diantaranya penyakit, asupan cairan, rasa takut atau asupan obat.
Sekian sobat semoga bermanfaat...
Belum ada tanggapan untuk "Bagaimanakah Petugas Forensik Mengetahui Waktu Kematian Mayat"
Post a Comment