Assalamu'alaikum sobat...
Sudah sekian lama saya tidak menulis di blog saya tercinta ini... oh ya akhir-akhir ini bencana di Indonesia sangat sering terjadi. Di bulan Desember ini saja sudah ada 3 bencana besar yang terjadi di Indonesia, Longsor di Banjarnegara, Terbakarnya Pasar Klewer di Solo, dan yang paling hangat adalah jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501.
Berkenaan dengan hal itu kali ini saya akan membahas tentang jatuhnya Pesawat AirAsia QZ8501. Menurut berita yang disiarkan di televisi, hipotesis penyabab jatuhnya pesawar AirAsia QZ8501 yang paling kuat adalah pesawat menabrak awan Cumolonimbus. Lalu apakah awan Cumolonimbus itu? Mampukah awan ini untuk menjatuhkan sebuah pesawat?
Awan Cumolonimbus
Awan Cumolonimbus merupakan awan padat yang menjulang tinggi yang mirip dengan gunung seperti menara. Bagian puncaknya berserabut, tampak berjalur hampir rata dan berbentuk mirip landasan yang dikenal sebagai anvil head. Dibalik tebal dan besarnya awan ini terdapat banyak sekali titik air dan juga
bahkan es. Maka tak heran jika dalam kasus langka di Indonesia awan ini juga dapat mendatangkan hujan es.
Awan ini juga merupakan salah satu penyebab terjadinya angin tornado. Hal ini dikarenakan didalam awan ini terdapat aliran angin kuat yang biasa disebut dengan updraft (angin keatas) dan downdraft (angin kebawah). Selain itu didalam awan ini juga terjadi gesekan partikel-partikel awan yang dapat menimbulkan muatan listrik yang menjadikannya seperti baterai raksasa di langit. Hujan yang disebabkan awan ini sering memunculkan banyak petir dan juga angin kencang. Ringkasnya awan inilah yang sering menimbulkan hujan badai.
Mampukah Awan ini Mengganggu Perjalanan Pesawat?
Satu-satunya jawaban dari pertanyaan ini adalah sangat mampu.
Seperti yang sudah dijelaskan pada rincian diatas, awan ini memiliki kandungan es yang mampu menempel pada mesin pesawat dan membeku disana, akibatnya kecepatan pesawat akan menurun dan akhirnya akan jatuh. Sebenarnya sudah ada menkanisme untuk memanaskan pesawat. Namun solusi ini akan mengurangi daya mesin pesawat dan akhirnya kecepatan pesawat akan turun. Kemudian sampai kecepatan tertentu pesawat tersebut tidak memiliki gaya angkat yang cukup dan akhirnya akan jatuh juga. Selain itu masih ada juga beberapa faktor lain yang mampu mengganggu perjalanan pesawat seperti turbulensi pesawat, perbedaan tekanan yang mampu meledakkan pesawat dan juga muatan listrik didalam awan
Bagaimanakah Keadaan didalam Pesawat Ketika Memasuki Awan Ini?
Dituturkan dr Soemardoko, pesawat yang mengalami turbulensi akibat masuk awan cumulonimbus akan mengalami guncangan yang sangat hebat. Pesawat tersebut dapat mengalami down draft atau kehilangan ketinggian yang mendadak. Konsekuensinya bila penumpang tidak memakai seat belt maka akan terlempar ke atas. Sedangkan bila memakai seat belt akan mengalami gaya G positif yang arahnya dari kepala ke kaki, dan dapat mengakibatkan black out. (pen : logikanya sama seperti ketika kita naik roller coaster di jalur menurun yang tiba-tiba. Seandainya kita tidak memakai sabuk pengamannya maka kita akan terlempar keluar). (note: black out adalah kejadian dimana pandangan kita menjadi hitam seketika dan berangsur-angsur mengalami kehilangan kesadaran)
|
Ilustrasi Turbulensi |
“Apabila mengalami updraft maka akan mengalami kebalikan dari down draft, seperti dihentakkan di kursi. Sedangkan bila tidak pakai seat belt akan terlempar setelah dihentakkan di kursi dan akan mengalami apa yg disebut red out oleh karena darah terkumpul di daerah mata,” jelas dr Soemardoko. (pen : intinya merupakan kebalikan dari kejadian downdraft). (note: red out dapat menyebabkan kerusakan retina dan pendarahan pada otak)
Didalam pesawat sudah ada banyak sekali mekanisme anti petir yang dipasang di ujung bagian aerodinamik pesawat (sayap, ekor, dll.). Ketika pesawat terbang, ia akan menimbulkan gesekan yang memunculkan muatan listirik, oleh instrumen tersebut listriknya akan dibuang ke udara.
Instrumen diatas belum mampu menangani sepenuhnya saat petir terjadi. Petir yang menyambar pesawat akan mampu untuk merusak lapisan luar pesawat. Biasanya kan menimbulkan rasa berat di dada bagi pilot (Petir paling sering menyambar hidung dan ekor pesawat) namun relatif aman bagi penumpang di dalam kabin
Oleh karena bahaya-bahaya diatas seluruh pakar penerbangan menyarankan untuk menghindari atau memilih jalur paling aman dari awan cumolonimbus.
Demikian sobat...
Semoga bermanfaat...
referensi:
http://kamusmeteorology.blogspot.com/2012/03/jenis-awan-dan-gambar-cumulonimbus_10.html
http://noviantoherupratomo.blogspot.com/2012/02/seberapa-bahaya-cuaca-buruk-bagi.html
http://www.eramuslim.com/berita/nasional/apa-yang-dirasakan-penumpang-pesawat-bila-masuki-awan-cumulonimbus.htm#.VKJWb3CAPE
Belum ada tanggapan untuk "Pesawat Memasuki Awan Cumolonimbus... Bagaimanakah Keadaan Didalamnya?"
Post a Comment