Assalamualaikum sobat...
Teorema phytagoras tentu sudah sangat familiar di telinga kita. Teorema ini memang cukup sederhana dan bahkan sudah dikenal sejak zaman sebelum masehi. Walau begitu teorema ini masih sangat berguna bahkan untuk kehidupan modern sekarang ini.
Sebelum Phytagoras...
Sejarah mencatat bahwa cikal bakal teorema ini telah muncul pada abad 18 sebelum masehi. Bangsa Babilonia telah mengetahui 15 set tripel bilangan yang memenuhi persamaan phytagoras sehingga mereka dapat membentuk bangun segitiga siku-siku.
Di lain tempat bangsa mesir juga telah menemukan set tripel 3, 4, dan 5 yang sering mereka gunakan sebagai patokan pembuatan segitiga siku-siku. Mereka menggunakan sebuah tali yang diberi 13 tanda sehingga ada 12 ruas tali yang memiliki panjang yang sama. 12 ruas tali ini mereka bagi menjadi 3 bagian untuk membuat segitiga siku-siku dengan menaati set tripel 3, 4, dan 5 diatas.
Di masa selanjutnya pada rentang waktu antara tahun 800 hingga tahun 600 sebelum masehi bangsa India juga menyadari cikal bakal teorema ini. Mereka sadar bahwa dalam sebuah persegi, ketika mereka menarik garis diagonalnya, maka ketika mereka membuat persegi lagi dari diagonal tersebut luasnya akan 2 kali lipat dari luas persegi awal. Hal ini juga bisa diturunkan dari teorema phytagoras.
Phytagoras...
Sebelum masa ini, teorema phytagoras hanyalah sekedar fenomena nyata yang diamati. Pada abad ke 6, Phytagoras membuat fenomena dan keserasian ini kedalam sebuah persamaan berikut dengan pembuktiannya. Dengan cukup brilian Phytagoras mampu membuat pembuktian dari persamaannya sehingga teori ini dapat diterima dan dipastikan kebenarannya.
Berikut ini adalah pembuktian yang dilakukan oleh Phytagoras. Dalam dunia modern metode yang digunakan Phytagoras ini dinamakan dengan metode susun ulang (Rearrangement Method). Terlihat cukup brilian mengingat pembuktian ini ditemukan pada abad 6 sebelum masehi
Gunakan fullscreen agar lebih jelas
Masa selanjutnya...
Di masa selanjutnya pembuktian terhadap teorema ini menjadi cukup banyak dan beragam. Kurang lebih sebanyak 360 metode pembuktian telah dikenalkan untuk meyakinkan kita akan kebenaran teorema tersebut. Tak terkecuali sang jenius abad 20, Albert Einstein. Ia mengenalkan metode pembuktian dari segitiga tersebut dengan menggunakan konsep kesebangunan saat ia masih berumur 12 tahun. Ia menarik garis dari titik siku segitiga sehingga garis tersebut tegak lurus dengan sisi miring. Dari situ ia menggunakan konsep kesebangunan dan manipulasi aljabar sederhana untuk membuktikan teorema tersebut.
Terakhir...
Teorema phytagoras memang teori yang cukup kuno. Ia bahkan sudah dipahami jauh sebelum Nabi Isa lahir. Akan tetapi ia masih sangat berguna hingga sekarang. Bahkan peralatan modern seperti GPS masih memanfaatkan teorema ini dalam sistemnya.
Teorema ini juga cukup populer dan sederhana. Banyak sekali pembuktian yang dilakukan tentang teorema ini. Bahkan James A. Garfield yang juga merupakan presiden Amerika ke-20 turut menyumbangkan pemikirannya dalam pembuktian teorema ini.
Seorang presiden mampu membuktikan teorema ini, anak kecil 12 tahun juga mampu membuktikan teorema ini. Mampukah kita menemukan metode pembuktian versi kita sendiri?
Sekian sobat...
Semoga bermanfaat...
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Teorema Phytagoras. Tidak Ada Kata Kuno dalam Matematika"
Post a Comment