Assalamualaikum sobat...
Akhir-akhir ini tentu cukup ramai pemberitaan tentang PLTB Sidrap ini. Pasalnya, hari ini (2 Juli 2018) Bapak Presiden Joko Widodo meresmikan pembangunan PLTB ini.
Sebuah Kebanggaan...
Nampaknya kita harus lebih bangga atas sinyal positif dari terselesaikannya pembangunan PLTB Sidrap ini. Proyek yang sudah dicanangkan sejak zaman Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini akhirnya kini sudah rampung. Pembangunan PLTB ini merupakan salah satu perwujudan dari kepedulian pemerintah terhadap lingkungan dan juga sebagai salah satu cara untuk mewujudkan misi penggunaan Energi Baru Terbarukan (EBT) yang dicanangkan pemerintah. Rencananya pada tahun 2025 pasokan energi sebesar 23% di Indonesia harus berasal dari energi baru terbarukan.
Rampungnya PLTB Sidrap ini juga mencatatkan nama Indonesia kedalam kelompok negara yang mampu menghasilkan listrik dengan tenaga angin.
Buatan Siapa?
Kita harus berbangga bahwa pemerintah Indonesia memiliki aturan tentang pengadaan pembangkit listrik ini. Ya, pemerintah memiliki kebijakan bahwa komponen pembangkit minimal harus memenuhi 40% TKDN (tingkat kandungan dalam negeri). Yup, dan pembangkit di Sidrap ini sudah mematuhi hal tersebut.
Memang 40% dari komponen pembangkit yang memiliki 30 turbin berkapasitas 2,5 MW ini dibuat dalam negeri. Ini patut dibanggakan, namun kita tidak boleh terlena. Faktanya, perwujudan dari 40% TKDN ini sebagian besar adalah berupa tiang penyangga baling-baling setinggi 80 meter. Baling-baling dengan bilah sepanjang 57 meter dibuat di China sementara turbinnya dibuat di Spanyol.
Ya, negara kita nampaknya belum memiliki teknologi tinggi untuk menyuplai barang yang memiliki teknologi. Tentu pembuatan baling-baling dan turbin lebih kompleks dibandingkan dengan tiang penyangga. Disinilah titik dimana kita tidak boleh terlena dimasa mendatang. Namun begitu, kita masih harus tetap berbangga. Pasalnya saat ini, rata-rata TKDN pada pembangkit listrik di Indonesia masih berkisar di angka 32% dan pembangkit ini sudah memenuhi 40% TKDN.
Milik Siapa?
Proyek senilai 150 juta dollar ini nyatanya merupakan buah tangan dari pihak swasta. Perlu diketahui bahwa pihak swasta memang diizinkan untuk memasok kebutuhan listrik di Indonesia. Dalam proses mempercepat elektrifikasi di Indonesia pemerintah akan memberikan porsi untuk pemasok swasta sebesar 25.904 MW listrik, sedangkan dari BUMN sendiri diberi jatah untuk memasok sebesar 10.681 MW.
Nah, PLTB Sidrap ini nantinya akan dioperasikan oleh PT UPC Sidrap Bayu Energi. Perusahaan ini merupakan kerja sama antara UPC Renewable dan PT Binatek Energi Terbarukan. Dengan dioperasikannya pembangkit ini oleh pihak swasta, maka pemerintah harus membayar untuk menggunakan listrik yang dipasok dari pembangkit ini. Itu artinya uang untuk membayar listrik yang dihargai sebesar 11,40 sen dollar AS/KWh ini akan masuk ke perusahaan-perusahaan tersebut. Beruntung perusahaan nasional masih memiliki campur tangan dalam operasi pembangkit listrik tersebut sehingga uang 11,40 sen dollar AS/KWh ini tidak sepenuhnya masuk ke pihak asing.
Lain-lain...
PLTB Sidrap terletak di Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan. Daerah tersebut dianggap cukup layak karena memiliki hembusan angin dengan kecepatan rata-rata 7 m/s. PLTB Sidrap ini nyatanya juga cukup cepat dirampungkan. Dimulai pada tahun 2016, selama 2 tahun PLTB ini sudah dapat beroperasi.
PLTB ini memang merupakan pembangkit listrik tenaga angin terbesar yang pertama di Indonesia. Namun ketika sobat menemukan kalimat "terbesar di ASEAN" bisa dipastikan kabar tersebut adalah hoax. Nyatanya, Filipina memiliki PLTB yang memiliki kapasitas 150 MW.
Rencana pembangunan PLTB memang akan terus dilanjutakan oleh pemerintah Indonesia. Di Sidrap sendiri rencananya masih akan dilakukan pembangunan tahap 2 dan tahap 3. Ini merupakan sinyal yang cukup positif. Memang faktanya pembangunan PLTB ini cukup mahal dari sisi pengadaan maupun perawatan. Akan tetapi, keuntungan yang didapat pun juga cukup menarik. Perolehan energi tanpa emisi merupakan investasi yang nyata untuk kelestarian alam di Indonesia khususnya dan Dunia pada umumnya. Saya sangat setuju dengan pernyataan dari Bapak Ignasius Jonan
Saya percaya ke depannya EBT akan lebih kompetitif apabila dibandingkan energi fosil. Mungkin belum sekarang, tetapi secepatnya di masa depan akan terwujud.
Sekian sobat...
Semoga bermanfaat...
Artikel keren lainnya:
Pembangkit listrik tenaga sampah, Zun..
ReplyDeleteAda di bantar gebang
Delete